Dewi Salma (Kiri) Bapak Dr. Kharisul Wathoni, M.Pd.I (Tengah) Ibu Lutfiana Dwi Mayasari, M.H., M.S.i., (Kanan) pada saat pembukaan acara

Senin, 06 Mei 2024 perwakilan dari Jurusan PAI IAIN Ponorogo terlibat secara aktif dalam kegiatan Student Mobility dan Guest lecture di Malaysia Sarawak. Kegiatan ini merupakan kolaborasi dari 4 universitas dari dua negara. Dari negara Indonesia dan Malaysia diantaranya UNIMAS (Universitas Malaysia Sarawak), IAIN Pontianak, IAIN Ponorogo, dan UIN Mataram.

Dewi Salmah mahasiswa IAIN Ponorogo semester 6 menjadi perwakilan mahasiswa PAI dalam program ini. Sedangkan dari unsur dosen, diwakili oleh bapak Dr. Kharisul Wathoni M.Pd, yang sekaligus menjabat sebagai ketua jurusan Pendidikan Agama Islam, dan ibu Lutfiana Dwi Mayasari MH.,M.SI yang sekaligus merangkap sebagai staff Internasional Office. Program memiliki berbagai rangkain acara yang akan dilaksanakan selama 5 hari. Dimulai dengan opening ceremony sampai dengan Pengenalan budaya di hari terakhir.

Kegiatan opening ceremony dihadiri oleh mahasiswa dan dosen perwakilan dari keempat kampus dan juga dihadiri oleh Pak Raden Sigit Wicaksono dari Konsulat General Republik Indonesia di Kuching.

“Kegiatan ini selain menjadi media untuk mengukuhkan hubungan kedua negara Indonesia dan Malaysia. Tetapi juga sebagai sarana mengukuhkan pendidikan dan silaturahmi antar universitas.” Sambut Naib Canselor UNIMAS Dr. H. Ahmad Hatta bin Rasit.

Rektor dari IAIN Pontianak yang diwakili oleh wakil rektor 3 bidang kemahasiswa dan kerjasama menyatakan harapannya agar kerjasama ini akan terus berlangsung di tahun-tahun mendatang. Setelah opening ceremony, seluruh peserta kegiatan Student Mobility dan Guest lecture di Malaysia Sarawak mendengarkan kuliah umum dalam bentuk diskusi panel  yang disampaikan oleh Rektor IAN Ponorogo, Prof. Dr. Hj. Evi Muafiah M. Ag, Wakil Rektor IAIN Pontianak Dr. Ismail Ruslan S, Ag., M. Si, dan Naib Canselor UNIMAS Dr. H. Ahmad Hatta bin Rasit.

Kegiatan di hari selanjutnya pada 07 Mei 2024 adalah presentasi artikel dalam sesi paralel di UNIMAS dan UiTM Sarawak Malaysia. Dalam kesempatan tersebut, bapak Dr. Kharisul Wathoni M.Pd mempresentasikan paper dengan judul “The Development of Learning Society in Boarding School at 4.0 and 5.0 Era”

Dalam presentasinya, ketua jurusan Pendidikan Agama Islam tersebut menyatakan bahwa Pengembangan Learning Society di pondok pesantren era 4.0 dan 5.0 memerlukan strategi yang lebih efektif dan adaptif terhadap perubahan teknologi dan Masyarakat.

Di ruangan yang berbeda, Dewi Salmah juga mempresentasikan paper dengan judul Implementation of Fami Bisyauqin Method to Improve The Quality of Memorization Bil Ghoib for College Student at PPTQ al-Muqarrabin Ponorogo.

Dalam kesempatan itu, Salma memaparkan metode “Fami Bisyauqin” dalam menghafal al-Quran. Metode ini dianggap lebih efektif dibanding dengan metode murojaah binafsi yang sebelumnya diterapkan oleh santri kuliah PPTQ Al-Muqorrobin Ponorogo.

Dalam kesimpulan, Dewi Salma juga memaparkan bahwa metode “Fami Bisyauqin” ini bisa didukung dengan beberapa kegiatan lain, seperti muroqobah, simaan jum’at legi, dan riyadhah. Dengan itu penerapan metode fami bisyauqin akan lebih efektif dan efisien. Lebih lanjut, tentunya perlu ada motivasi,minat, lingkungan sosial dan kerja sama yang baik antara pengurus dan santri untuk mendukung penerapan metode ini.

Pembicara selanjutnya adalah Ibu Lutfiana Dwi Mayasari MH.,M.SI. Dalam kesempatan tersebut, beliau mempresentasikan paper dengan judul “Education Right for Women in Afghanistan The Middle of Conflict After Taliban Attack 2021”. Melalui kajian semiotika, Lutfiana menyimpulkan bahwa domestikasi terhadap perempuan yang diklaim sebagai penegakan syariat Islam oleh Taliban merupakan pelanggaran HAM berat.

Staff International Office tersebut juga menyatakan bahwa kembalinya Taliban d Afghanistan bersifat ambivalen. Di satu sisi bernilai positif karena Afghanistan tidak lagi menjadi negara boneka Amerikan, namun disisi lain juga berdampak negatif karena kebijakannya yang dskriminatif terhadap perempuan. Oleh karena itu, dukungan internasional sangat dibutuhkan untuk mengembalikan hak pendidikan perempuan Afghanistan yang dikebiri oleh Taliban.

Kegiatan International Converence yang diikuti oleh dosen dan mahasiswa PAI  ini merupakan tindak lanjut dari MOU yang terjalin antara IAIN Ponorogo dan UNIMAS Sarawak Malaysia. Selain mengadakan International Converence, jurusan PAI IAIN Ponorogo juga melakukan pengabdian internasional di dua lokasi yaitu di kampung Dayak dan di Madrasah Islamiyah al-Khair.

Dengan adanya kerjasama dan implementasi program di kancah internsional ini, diharapkan mampu membawa jurusan PAI IAIN Ponorogo menuju standar global dan mampu meningkatkan daya saing para alumninya di level nternasional. Tentunya harus diimbangi dengan pengembangan kualitas baik dari mahasiswa maupun dosennya.

 

(M.Habibi)